






Masa anak-anak adalah masa yang sangat indah dan masa yang sangat ideal dalam membentuk karakter yang baik pada anak. Untuk itu kami ingin menjadi bagian dari sebuah masa penting bagi manusia.
Kegiatan edukasi pada anak kami buat dengan melibatkan anak secara langsung sebagai subjek dan mengenalkan budaya jawa sebagai jati diri mereka. Program pembelajaran mereka meliputi, kelas konservasi, kelas jurnalis, kelas budaya jawa seperti batik dan geguritan (puisi Jawa), kelas survival, dan kelas makanan tradisional.

Budaya Jawa termasuk salah satu budaya tertua di Indonesia yang sangat kaya dengan nilai filosofi. Dalam tata cara bahasa misalnya, Jawa memiliki tataran indah yang digunakan untuk setiap lintas usia sebagai bentuk saling menghormati dan menghargai. Di sini kami belajar bersama tentang budaya Jawa dari bahasa Jawa, musik Jawa, geguritan, tembang Jawa, dan tradisi Jawa. Salah satunya kami memiliki kegiatan minggu legen yang dilakukan setiap 35 hari sekali atau selapan sebagai media berkumpul dan berdiskusi dengan spirit jawa.

Ada banyak tanaman di alam yang mengandung warna kuat untuk bisa digunakan untuk mewarnai kain. Eco print adalah bentuk pewarnaan alami yang menggunakan daun, bunga atau biji yang dicetak pada kain. Setiap daun atau bunga memiliki bentuk dan warna berbeda yang juga tergantung dengan fixatornya (penguncinya), sehingga hasilnya pun berbeda, tidak terduga namun menakjubkan. Itulah sebabnya semua syal, kaos atau kain ecoprint yang diwarnai dengan warna-warna alami tidak ada hasil yang sama. Kami masih mengeksplorasi tanaman baru yang dapat digunakan untuk ecoprint atau pewarnaan alami. Kami mengamati hari demi hari dan mencari tahu apa kejutan yang luar biasa dari ibu bumi untuk kita.

Anggrek merupakan tanaman yang cukup prestisius di Indonesia atau di dunia. Di Ungaran sebetulnya terdapat ragam anggrek yang jumlahnya mencapai 166 jenis. Namun keberadaannya semakin punah karena ulah manusia. Untuk itu kami berupaya dan bekerja sama dengan penduduk dan teman-teman yang fokus di konservasi untuk melakukan penyelamatan Anggek Ungaran sebagai warisan kekayaan flaura kita pada anak cucu.

Area pegunungan merupakan hulu untuk menjaga mata air. Selama makhluk hidup masih bernafas kita membutuhkan air sebagai salah satu sumber penghidupan. Di beberapa titik Pegunungan Ungaran terdapat alih fungsi lahan, seperti penanaman kopi yang yang semakin masif. Penyebaran bibit ataupun penanaman dilakukan berkala untuk membantu ekosistem yang semakin kritis.

Makanan adalah penghubung bagi tubuh dan jiwa yang sehat. Dalam komunitas kami, kami menanam dan memproses secara tradisional, seperti teh hijau alami, kopi deplok, gula dari aren, stevia, dan minyak kelapa. Semua bahan berasal dari sekitar, kami tidak menggunakan bahan sintetis, atau pengawet. Kami hanya mengelola pradak-prodak alami yang dipanen dengan tangan dan diproses secara pemanasan tradisional seperti tungku.

Batik adalah teknik pewarnaan di kain menggunakan penghalang warna lilin. Kami menggunakan dua cara membuatnya yaitu batik tulis dengan canting dan cap batik dengan cap. Bahan tekstil yang paling sering kami gunakan adalah katun. Semua warna yang kami gunakan untuk mewarnai batik terbuat dari bahan-bahan alami dari tanaman yang tumbuh di kebun kami seperti kesumba (Bixa orelana), kenikir (Cosmos caudatus kunth), tarum (Indigofera), mahoni (Swietenia macrophylla king), joho (Terminalia bellirica), ketapang (Terminalia catappa), bawang dayak (Eleutherine palmifolia), jati (Tectona grandiss linn) dan magrove. Sungguh menakjubkan melihat dan mengamati betapa mempesonanya setiap warna yang alam berikan dan bagaimana kita dapat terhubung dengannya.


